hthtththth. Diberdayakan oleh Blogger.

Hanya Tinggal Kenangan #Part1


“Dasar gembul hahaha”
“Kalian jahat.. huhuhu”
“Hey kalian, jangan ganggu dia. Ayo cepat pergi sana. Jangan beraninya sama perempuan dong.”
“Kamu gak kenapa-kenapa? Udah jangan nangis lagi, mereka udah pergi kok.”
“Makasih ya kamu udah nolongin aku.”
“Sama-sama. Oh ya nama kamu siapa?”
“Aku Tisha, kamu?”
“Panggil aja aku Teddy.”
Kejadian itu terulang lagi dalam ingatan ku. Saat anak-anak nakal itu mencelaku karena tubuh ku yang gendut. Karena kejadian itulah aku bertemu dengan Teddy. Anak laki-laki berkulit putih yang baik hati. Dan sejak kejadian itu juga aku dan Teddy bersahabat hingga sekarang.
Teddy adalah sahabat gw yang paling baik. Dia selalu jagain gw dari siapapun yang berani gangguin gw. Dan cuma dia yang paling mengerti gw.
“Sayang, Teddy udah jemput tuh.”
Sontak aku terkaget mendengar teriakan mama dari balik pintu. Hampir aja jantungku ini copot. Bergegas aku merapikan foto kenanganku bersama Teddy dan berlari ke arah pintu kamar ku menemui mama yang sudah menanti kehadiran ku di sana.
“Iya ma, aku udah siap kok.”
“Yaudah kamu temuin Teddy sana di bawah.”
“Siap ma.” Jawab aku sambil bersikap hormat.
Hari ini aku ada janji sama Teddy mau mengantarkan dia pergi ke toko buku. Dia itu emang kutu buku banget. Sampai-sampai kalo udah baca buku, dia lupa sama keadaan sekitarnya. Di kamar dia aja ada satu lemari yang khusus untuk meletakkan buku-buku yang dia punya. Beda banget sama aku. Kayaknya buku yang aku baca bisa dihitung dengan jari.

  ***

“Udah ketemu belum bukunya?”
Muka ku pasti terlihat bete banget. Gimana gak? Udah hampir dua jam aku nemenin Teddy keliling-keliling toko buku ini. Kayaknya penjaga toko bukunya udah hafal sama kita berdua.
“Belum nih.”
“Kenapa muka kamu, jelek banget.” Ledek Teddy sambil tersenyum.
“Gak usah ngeledek deh, capek tau nemenin kamu nyari buku dari tadi gak ketemu-ketemu.”
“Jangan ngambek dong. Nanti aku traktir es krim deh.”
“Janji ya. Awas bohong.”
“Janji.” Ucap Teddy sambil sibuk memilah-milah buku yang ada di rak.
Karena bosan menunggu Teddy yang sepertinya tidak menunjukkan tanda-tanda akan beranjak dari posisinya, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke toko musik yang ada disebelah toko buku. Nyaman rasanya berada di tempat ini, dibandingkan berkutat dengan buku-buku seperti Teddy.
Lagu Bruno Mars – Just the Way You are mengalun indah di ruangan kecil ini. Sambil asik bergumam, aku melihat-lihat koleksi musik yang ada di toko ini. Dan aku melihat setumpuk kolesi band kesukaanku, westlife. Dengan gesit aku menyambar kaset tersebut. Tetapi dari arah depanku seorang laki-laki berambut ikal dengan cepat merebut kaset yang ada di genggaman ku.
“Eh itu kan gw duluan yang ngambil. Jangan curang dong.” Maki aku dengan kesal. Pasti muka ku sudah merah karena geram melihat laki-laki sok ganteng di hadapanku ini.
Bukannya minta maaf, dia malah ngeloyor pergi sambil membawa kaset yang dia rebut dari tanganku. Dengan segera aku berlari berusaha mengejar dia. Tapi memang sial. Aku menabrak satu rak yang berisi kaset, entah band apa itu aku tidak mengerti. Terpaksa aku menghentikan langkah panjang ku dan merapikan kaset yang berserakan di lantai karena salah ku.
“Kamu ngapain sha?”
“Teddy? Gara-gara cowo ngeselin itu tuh aku jadi nabrak rak ini.”
“Sini aku bantuin.” Ucap Teddy sambil membantu aku meletakkan rak itu pada posisi semula.
“Ceritanya nanti aja ya, makan yuk aku lapar nih.” Ajak Teddy sambil menarik lengan ku. Karena udah lelah, aku pasrah saja ditarik seperti sama Teddy. Seperti biasa, Teddy membawa ku ke tempat bakso langganannya. Bakso di sini memang terkenal enak dan dijamin murahnya.
“Kamu mau pesan apa sha?”
“Ehm.. aku pesan.. kaset...”
“Hah? Kaset? Kamu ngomong apa sih sha?”
“Itu cowo ngeselin yang aku bilang Ted. Dia ngambil kaset yang mau aku beli. Aku mau nyamperin dia.” Aku sudah bergegas berdiri ingin memberikan pelajaran pada cowo gak tau diri itu. Tapi dengan sigap Teddy menahan ku dan menyuruh ku duduk di tempat ku semula.
“Udah deh sha, nanti kan kita bisa beli kasetnya lagi.”
“Tapi Ted, kaset itu udah lama banget pengen aku beli dan di tempat itu cuma ada satu kaset.” Rengek ku seperti anak kecil.
“Nanti aku belikan.” Jawab Teddy enteng.
“Pak, pesan baksonya 2 dan es teh manis 2 ya. Makasih.”
“Benar kamu akan membelikannya untuk ku?”
“Iya. Udah diem aja, kita makan dulu.”
Selama makan senyum selalu menghiasi wajah ku. Bukan karena baksonya yang enak, tetapi karena Teddy berjanji akan membelikan kaset band kesukaaan ku yang udah lama banget aku pengen.
“Jangan senyum-senyum terus, habiskan dulu makanannya kalau tidak nanti aku tidak jadi membelikan kaset itu untukmu.”
Mendengar ucapan Teddy barusan, aku langsung cepat-cepat menghabiskan makanan ku. Dan dalam sekejap mangkok bakso yang ada dihadapan ku pun ludes tidak bersisa satu pun. Setelah Teddy membayar makanan kita, kita langsung bergegas mencari kaset yang aku inginkan. Udah lima toko kaset yang kita datangi tetapi kaset yang kita cari tidak ketemu juga. Dengan wajah bete dan capek aku pun duduk di pinggiran toko sambil bertopang dagu. Teddy yang kasihan melihat ku seperti itu, mengajak ku pulang dan dia berjanji akan tetap mencarikan kaset itu untuk ku. Dia memang sahabat yang paling baik.

  *** .

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info