Pada masa modern seperti saat ini,
merokok merupakan salah satu pandangan yang sudah tidak asing lagi. Kebiasaan
merokok mungkin dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun
dilain pihak ternyata dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri
maupun orang – orang disekitarnya.
Sebenarnya
apa sih rokok itu? Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara
70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter
sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Ada dua jenis rokok, rokok yang
berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Rokok biasanya dijual dalam
bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan
mudah ke dalam kantong.
Kini
rokok tidak hanya menjajah orang dewasa, remaja bahkan anak – anak pun kini
telah terhipnotis oleh rokok. Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk
merokok, diantaranya :
1.
Pengaruh 0rangtua dan keluarga
Salah satu
temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari
rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan
anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi
perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang
bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2.
Pengaruh teman
Berbagai
fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari
fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi
perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al
Bachri,1991)
3.
Faktor Kepribadian
Orang
mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok)
ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi penggunadibandingkan dengan mereka yang
memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4.
Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa
dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang
kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO,
tahun IX,1991).
Dampak
merokok sangat berbaya bagi kesehatan tubuh. Pada bungkus rokok juga sudah
tertera apa saja bahaya dari rokok. Namun, tetap saja masih banyak orang yang
tidak perduli akan kesehatannya. Dalam sebuah artikel penelitian tentang bahaya
merokok yang di kemukakan oleh salah satu pakar penelitian King's College
London, bahwa dengan merokok itu dapat merusak memori otak dan pembusukan
walaupun dengan tingkat yang tidak terlalu tinggi, sehingga sangat berbahaya
bagi pola pikir dan daya ingat seseorang.
Bahaya
menghisap rokok lainnya selain merusak otak adalah dapat menyebabkan seseorang
terkena serangan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung,
kolestrol dalam tubuh meningkat, paru-paru, kelebihan berat badan, membahayakan
janin bagi ibu hamil yang masih menghisap asap rokok, kanker dan masih banyak
yang lainnya.
Selain itu, merokok juga dapat
merusak kesehatan kulit. Jika kita merokok maka setiap sel dalam tubuh terkena
beban racun asap rokok karena itu merokok mempengaruhi kesehatan kulit, hingga
ke tiap selnya. Sering kali perokok terlihat lebih tua dibandingkan usia
sebenarnya, dengan kulit kering keriput. Pernah ada sebuah penelitian yang
terkenal dengan sepasang anak kembar perempuan. Pada usia 39, si kembar yang
perokok tampak berusia sekitar 45 tahun. Sedangkan saudarinya yang tidak
merokok tampak seolah-olah ia berada di akhir usia dua puluhan.
Merokok
menyakiti kulit dan sulit untuk menyembunyikan efek yang timbul karenanya.
Merokok menuakan usia kulit dan memiliki efek negatif lebih banyak dibandingkan
apa pun selain kerusakan akibat matahari. Merokok juga merusak serat yang
membantu kulit tetap elastis dan kuat - yakni elastin dan kolagen pada kulit.
Itu berarti kulit mulai melorot dan berkerut sebelum masanya. Dengan kata lain,
kulit seorang perokok kehilangan cahaya dan penampilan sehat.
Masalah
lain dengan kulit yang ditimbulkan akibat merokok adalah menipisnya vitamin A
dan C. Merokok membatasi penyerapan vitamin-vitamin ke dalam tubuh. Vitamin A
sangat penting dalam memperbaiki sel kulit, dan Vitamin C adalah antioksidan
serta membantu tubuh menyerap zat besi. Akibatnya, banyak perokok akhirnya
menderita anemia. Tubuhpun cenderung mengalami dehidrasi akibat merokok, dan
kulit menjadi kering, seperti pengelupasan atau bibir pecah-pecah.
Dampak
dari merokok tersebut ternyata tidak sepenuhnya merugikan bagi perokok
khusunya. Ternyata fakta membuktikan bahwa ada beberapa manfaat dari merokok.
Kedengarannya aneh memang. Selama ini kita hanya tau bahaya merokok, tetapi
ternyata ada manfaat dibalik rokok itu. Berikut adalah manfaat dari merokok :
1. Menurut Woodrow Wyatt, peneliti dari Inggris dalam
artikel yang di muat di The Times (Juli 1994), orang merokok di
Glasgow tidak lebih banyak dari mereka yang ada di Bournemouth (kota sebelah
selatan Glasgow). Tapi ternyata angka penderita penyakit jantung di Glasgow
lebih banyak dari pada di Bournemouth.
2. Orang Yunani yang mendapat subsidi tembakau dari Uni
Eropa, merupakan perokok terberat di dunia, namun angka rata-rata penderita
kanker wanita terendah dan terendah kedua bagi pria. Demikian pula untuk
penyakit jantung dan pernafasan, sangat sedikit. Hal ini di sebabkan orang
Yunani banyak mengkonsumsi ikan dan minyak zaitun yang mengandung lemak tak
jenuh ganda.
3. Seorang ahli THT ternama di AS mengatakan, bahwa ia
menyarankan pada mantan perokok yang terserang batuk, untuk menghisap dua
batang rokok sehari, dan hal itu menyembuhkan mereka.
4. Dr. James Le Fanu di AS menulis: “Perokok mempunyai
resiko 50% lebih sedikit terkena penyakitalzheimer (pikun), dan banyak
perokok yang mempunyai perlindungan lebih banyak dari penyakit ini.” The
New England Journal of Medicine tahun 1985 menulis, para perokok yang
terkena kanker endometrik kandungan 50% lebih sedikit daripada
nonperokok.
5. Menurut artikel di Journal of The American Medical
Association, penyakit kanker usus dan ulcerative, 30-50% lebih besar berpotensi
menyerang nonperokok.
6. The American Government’s Health and Nutrition
Examination Survey, menemukan kemungkinan osteoarthritis menyerang perokok
berat 5 kali lebih kecil daripada nonperokok.
7. Menurut Prof. Petrus Budi Santoso, rokok bisa menolong
manusia dari terkaman parkinson (sindrom yang membuat organ tubuh bergetar liar
dan susah di kontrol). Sebab, dalam rokok terdapat nikotin yang dapat
menghambat berkurangnya sel-sel di otak, yang mengakibatkan gangguan pada
saraf. Ahli penyakit saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu
mengaku pernah meneliti dampak nikotin terhadap parkinson pada tahun 1987. Ia
meneliti 100 pria perokok dan 100 pria tak merokok, yang semuanya penderita
parkinson. Mereka rata-rata berusia di atas 50 tahun. “Ternyata mereka yang
perokok tidak cepat parah penyakitnya,” katanya.
8. Di Inggris, pada akhir perang dunia ke dua, penderita jantung
mengalami penurunan secara drastis padahal jumlah perokok waktu itu sangat
tinggi.
Tidak
semua hal buruk memiliki dampak yang buruk pula. Jangan melihat sesuatu hanya
dengan sebelah mata tanpa melihat sekeliling. Seperti halnya rokok yang selama
ini kita anggap sebagai penyebab timbulnya berbagai penyakit berbahaya ternyata
masing memiliki manfaat.
Sumber :