Pondok
Modern Darussalam Gontor (PMDG) adalah sebuah pondok pesantren yang berdiri di
kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Saya harus berbangga hati karena sebuah pondok
pesantren yang besar dan terkenal berdiri tepat di kampung halaman saya. Hanya
sekitar 15 menit dari daerah kampung halaman saya.
Pondok
pesantren ini mengkombinasikan pesantren dengan metode pengajaran seperti
sekolah pada umumnya. Di dalam pondok pesantren ini mewajibkan setiap santrinya
untuk berbicara menggunakan bahasa arab dan bahasa Inggris sebagai bahasa
sehari-hari. Mereka hanya diberi satu bulan untuk bersosialisasi dengan bahasa
tersebut. Dan ada satu hal yang menarik dari pondok pesantren ini. Hidup para
santri di pondok tersebut diatur oleh sebuah lonceng pengatur waktu yang berdiri
di halaman pondok pesantren gontor.
Ungkapan kata-kata mutiara
"Man Jadda Wajada" (siapa yang bersungguh-sungguh, dia yang akan
berhasil) yang merupakan Materi Mahfudzat pertama yang pasti santri dapatkan
ketika berada di pondok pesantren gontor.
Peraturan
di pondok pesantren ini sangat ketat. Karena kesalahan kecil saja yang dibuat
oleh santrinya akan mendapat hukuman yang sangat berat. Hukuman yang paling
unik menurut saya adalah dibotak.
Dengan tekad
untuk menjadi sebuah lembaga pendidikan berkualitas, Pondok Modern Darussalam
Gontor bercermin pada lembaga-lembaga pendidikan internasional terkemuka. Empat
lembaga pendidikan yang menjadi sintesa Pondok Modern Gontor adalah:
- Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, yang memiliki wakaf yang sangat luas sehingga mampu mengutus para ulama ke seluruh penjuru dunia, dan memberikan beasiswa bagi ribuan pelajar dari berbagai belahan dunia untuk belajar di Universitas tersebut.
- Aligarh, yang terletak di India, yang memiliki perhatian sangat besar terhadap perbaikan sistem pendidikan dan pengajaran.
- Syanggit, di Mauritania, yang dihiasi kedermawanan dan keihlasan para pengasuhnya.
- Santiniketan, di India, dengan segenap kesederhanaan, ketenangan dan kedamaiannya.
Tujuan pendidikan Pondok Modern
Gontor adalah membentuk pribadi beriman, bertakwa, dan berakhlaq karimah yang
dapat mengabdi pada umat dengan penuh keikhlasan dan berperan aktif dalam
memberdayakan masyarakat. Untuk itu, sejak awal mula berdirinya, Pondok Modern
Gontor telah mencanangkan bahwa “pendidikan lebih penting daripada pengajaran”.
Secara garis besar, arah dan tujuan pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern
Gontor adalah:
1. Pendidikan Kemasyarakatan
Berbagai macam
hal yang akan dihadapi santri di masyarakat, dikenalkan kepada mereka sejak
dini. Penugasan adalah salah satu metode pendidikan di Pondok Modern Gontor.
Santri tidak hanya diberi ilmu, tapi juga diberi ladang untuk mengaplikasikannya,
dengan bimbingan dan pengawasan ketat dari para guru. Bentuk penugasan dan
pendidikan kemasyarakatan tersebut tercermin dengan dibentuknya dua organisasi
pelajar intern, yaitu:
- Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM)
- Koordinator Gerakan Pramuka Pondok Modern
Kedua organisasi
itu, bukan hanya penting dalam mendidik santri, tapi bahkan telah menjadi
denyut kehidupan santri sendiri. Berbagai kepentingan santri ditangani oleh
santri sendiri. Para santri ditempa dalam dua organisasi tersebut dengan sikap
disiplin, tanggungjawab, semangat pengabdian dan kebersamaan. Mereka juga
dilatih berorganisasi sehingga mampu menjadi pemimpin yang membawa
masyarakat ke arah kemajuan.
2. Kesederhanaan
Pondok
Modern Gontor mendidik para santrinya untuk hidup dengan sederhana. Sikap
kesederhanaan yang berarti menjalani pola hidup wajar dan tidak berlebihan.
Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin
atau melarat. Justru dalam jiwa kesederhanaan itu terdapat nilai-nilai
kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi
perjuangan hidup.
Kesederhanaan
tidak berarti miskin dan tidak berarti mendidik untuk menjadi miskin, bahkan
sebaliknya, kesederhanaan memungkinkan santri untuk hidup jujur serta bersih,
qanaah, dan sehat secara jasmani dan rohani. Dibalik kesederhanaan itulah
terdapat kekuatan tekad, ketabahan, keuletan, dan rasa prihatin terhadap
penderitaan.
3. Tidak Berpartai
Pondok
Modern Darussalam Gontor adalah lembaga pendidikan murni yang tidak berafiliasi
kepada partai politik ataupun organisasi kemasyarakatan apapun. Sehingga para
pemuda yang berasal dari latar belakang organisasi apapun dapat menjadi santri
Pondok Modern Gontor dan menuntut Ilmu di dalamnya. Bahkan putra-putri dari
para tokoh organisasi besar di Indonesia banyak yang menjadi santri Pondok
Modern Gontor.
KH. Ahmad
Sahal, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, menegaskan,
“Meskipun semua santri dan guru di Pondok ini adalah anak orang Muhammadiyah,
Pondok ini tidak akan berubah menjadi Muhammadiyah. Dan meskipun semua santri
dan guru di Pondok ini adalah anak orang Nahdhatul Ulama, Pondok ini tidak akan
pernah berubah menjadi Nahdhatul Ulama”.
4. Menuntut ilmu karena Allah.
Pondok Modern Darussalam Gontor
memiliki sikap bahwa pendidikan adalah sarana untuk ibadah thalabul Ilmi,
dan bukannya sarana untuk memperoleh ijazah sehingga dapat menjadi pegawai. Hal
ini tercermin dalam langkah Pondok Modern untuk mendidik santrinya dengan
pendidikan berbasis kecakapan mental. Pondok Modern Gontor berkeyakinan bahwa
dengan menanamkan mental skill yang kuat, maka para santrinya memiliki
jiwa kemandirian yang tinggi. Dengan demikian, Pondok Modern Gontor mendidik
santrinya untuk lebih mencintai ilmu. Karena menuntut ilmu merupakan bentuk
ibadah kepada Allah.
Dengan demikian, sebagaimana berulang kali ditekankan
oleh KH. Imam Zarkasyi selaku pendiri Pondok Modern Gontor, kegiatan pendidikan
yang dilaksanakan bukanlah ditujukan untuk mencetak pegawai, tetapi untuk
menciptakan para ilmuan yang dapat bergerak di berbagai bidang. Motto yang
menjadi nafas pendidikan Pondok Modern Gontor adalah:
- Berbudi Tinggi
- Berbadan Sehat
- Berpengetahuan Luas
- Berpikiran Bebas
Referensi:
http://gontor.ac.id/
0 comments:
Posting Komentar