hthtththth. Diberdayakan oleh Blogger.

Hanya Tinggal Kenangan #Part5


“Jangan buka mata dulu ya.”
“Kita mau kemana sih lang?”
“Udah kamu tenang aja. Awas pelan-pelan jalannya. Nah sekarang kita udah sampe. Kamu boleh buka mata, 1, 2, 3.”
“Waw, Elang. Ini keren banget.”
Elang membawa ku ke atas bukit yang sangat indah. Bulan dan bintang menambah keindahan alam semesta ciptaan Tuhan yang maha pencipta. Dari atas sini terlihat gemerlap lampu perumahan di kota-kota besar. Sungguh sebuah pemandangan yang menyejukkan mata.
“Sha, coba deh kamu lihat ke belakang kamu.”
Lampu-lampu berkilau membentuk huruf I-L-O-V-E-Y-O-U. Sebuah ukiran yang sangat indah. Ini adalah hari yang gak akan pernah aku lupakan. Tiba-tiba Elang menggenggam tangan ku dan berlutut di hadapanku. Seketika jantung ku berdetak cepat. Muka ku terasa panas karena tersipu malu.
“Aku sayang sama kamu sha. Maaf kalau pertemuan pertama kita udah buat kamu kesal. Sebenarnya itu hanya taktik aku aja supaya bisa deket sama kamu. Saat kamu masuk ke toko musik itu, aku udah merhatiin kamu. Mata ku gak bisa berpaling dari wajah kamu. Cantik dan manis. Ini semua aku persembahin buat kamu sebagai kado kecil ulang tahun kamu sha. Di ulang tahun kamu yang 17 tahun ini, aku mau membuat suatu kejadiann yang gak akan pernah kamu lupain sampai kapan pun.”
Deg, ucapan Elang ngena banget di hati aku. Aku merasa sangat senang mendengar ucapan itu. Dan sepertinya aku punya perasaan yang sama dengan Elang.
“Jadi gimana sha?”
“Ehm.. aku...”
Tiba-tiba Elang berdiri dan berjalan ke arah ku. Dengan perlahan dia mendekatkan wajahnya ke arah wajah ku. Kini jarak wajah kita hanya berjarak sekitar 1 cm. Jantung ku berdetak lebih cepat lagi dari sebelumnya. Wajah ku kembali memanas, pasti wajah ku merah sekali seperti kepiting rebus karena grogi dengan tingkah Elang.
“Hahahahahaha.”
“Kok kamu malah ketawa sih lang? Kamu cuma mempermainkan aku ya? Jahat banget sih.”
“Eh eh tunggu sha. Aku serius kok sama semua ucapan ku tadi, aku ketawa itu karena lihat muka kamu yang merah kayak kepiting rebus. Mana deg-degannya kenceng banget lagi, sampai-sampai aku bisa denger detak jantung kamu hahahaha.”
“Iiiiihhhhh......”
“Aduuhhh, saakkiiitt sha. Kok kamu nyubit aku sih?”
“Abisnya kamu malah ngeledekkin aku sih.”
“Jangan cemberut gitu dong sha. Maafin aku ya. Jadi gimana jawabannya? Kamu mau gak jadi pelengkap hidup ku?”
“Ehm..  aku.. aku... ehm maaf lang.”
“Iya gak apa-apa kok, aku gak bisa maksa kalo kamu emang gak suka sama aku.” Jawab Elang pasrah.
“Aku belum selesai ngomong kali. Dengerin dulu makanya. Aku minta maaf karena aku gak bisa jadi pelengkap hidup kamu, tapi aku mau jadi penyempurna hari-hari kamu lang.”
“Iiihhh... dasar jelek.”
“Aduuhhh sakit tau hidung ku.”
“Hahahahaha”
Bintang bermunculan lagi menambah indah suasana malam ini. Malam ini benar-benar menjadi malam yang tidak akan pernah aku lupakan. Aku dan Elang kini menjadi sepasang kekasih yang sangat bahagia.
Semakin malam udara di bukit ini semakin dingin. Dengan gentleman, Elang melepas jaket yang dia kenakan dan dia berikan kepada ku. Dia menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya dan menempelkannya ke pipi dan telapak tangan ku. Setidaknya bisa mengurangi rasa dingin yang mendera tubuh ku.
Tiba-tiba hati ku terasa sangat gelisah. Sepertinya aku melupakan sesuatu. Ya ampun. Aku baru ingat kalau aku punya janji dengan Teddy. Dengan perlahan-lahan aku mengatakannya pada Elang.
“Oh ya lang, aku lupa. Aku punya janji sama Teddy hari ini. Dan kayaknya aku udah telat. Bisa gak kalau kita pulang sekarang?”
“Bisa dong sayang.” Jawab Elang lembut sambil mengelus rambut ku.

***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info