hthtththth. Diberdayakan oleh Blogger.

Kesaksian Kebun Teh #Part 7

9
“Din, bangun. Kita udah sampai nih.”
Sepanjang perjalanan aku tertidur pulas. Rasa kantuk mendera ku begitu kuat, sampai-sampai aku tak kuasa untuk tidak tidur.
“Kita dimana nih Lang? Kok tempatnya gelap banget. Kamu gak ada niat jahat kan sama aku?”
“Dinda, Dinda, kamu tuh lucu banget sih. Iya gak ada lah, aku kan udah janji sama kamu buat nunjukkin sesuatu. Tapi gak sekarang, sebentar lagi ya.”
“Kenapa gak sekarang? Ini udah malem loh Lang, udah hampir jam 12.”
“Sabar dong Din, sebentaaaarrr aja. Tunggu ya. Udaranya makin dingin nih, kamu pake jaket aku ya.”
Dengan gentle Elang melepas jaket yang dia kenakan dan meletakkannya di pundak ku. Layaknya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Belum pernah aku diperlakukan oleh laki-laki seperti ini, selain Aldi. Oh ya, Aldi kemana ya? Kenapa dia menghilang begitu cepat? Apa aku punya salah sama dia, hingga dia gak mau ketemu sama aku lagi?
“Din...”
Teguran Elang membuat aku tersadar dari lamunanku.
“Eh iya Lang, kenapa?”
“Kok bengong sih? Sekarang udah saatnya kamu lihat yang mau aku tunjukkin ke kamu.”
“Serius? Dimana? Aku udah gak sabar nih.”
“Sekarang tutup dulu mata kamu, jangan buka mata sebelum aku pinta. Apapun yang terjadi. Janji?”
“Oke aku tutup mata.”
Elang merangkul ku. Dia membantu ku berjalan. Entah mau dibawa kemana, karena mataku tertutup jadi tidak bisa melihat apa-apa.
“Sekarang kamu boleh buka mata. Tapi perlahan ya jangan buru-buru.”
Aku membuka mata perlahan. Samar-samar terlihat langit yang bertaburan dengan bintang yang memancarkan sinarnya. Tiba-tiba percikan kembang api bersahut-sahutan menambah indah pemandangan malam ini. Elang meminta ku membalikkan badan. Lilin-lilin kecil membentuk tulisan “Happy Birthday to Dinda”. Diukir dengan sangat indah.
Astaga hari ini adalah hari ulang tahun ku. Karena terlalu sibuk, aku sampai lupa. Dan Elang adalah orang pertama yang mengucapkan itu padaku. Tiba-tiba Elang bersimpuh di hadapanku dan menggenggam tanganku. Beberapa detik, aku dan Elang hanya bertatapan satu sama lain.
“Din, aku punya satu kejutan lagi buat kamu.”
“Apa Lang?” tanya ku gugup.
“Kamu lihat ke langit.”
Sebuah kembang api meluncur begitu cepat ke langit. Membentuk sebuah kalimat yang membuat aku terpaku di tempat. Bahkan sulit untuk membacanya.
“Sepuluh tahun yang lalu ada seorang anak perempuan yang sedang bermain di sungai. Tiba-tiba dia terpeleset dan hampir saja hanyut di bawa derasnya air sungai. Tapi ada seorang anak laki-laki berambut ikal yang menolongnya. Dia berusaha menyelamatkan nyawa anak perempuan itu.” ucap Elang.
“Dan anak laki-laki itu berhasil. Namun anak perempuan itu pingsan tak sadarkan diri.” ucap ku menambahkan.
“Anak laki-laki itu sangat panik melihat keadaan anak perempuan itu. Anak laki-laki itu melakukan apapun untuk membuat anak perempuan itu sadar.” Elang melanjutkan.
“Dan lagi-lagi anak laki-laki itu berhasil. Anak perempuan itu tersadar. Kemudian anak perempuan itu memeluk anak laki-laki itu karena ketakutan.” lanjutku.
“Dan anak laki-laki itu berjanji akan menjaga anak perempuan itu sampai kapan pun, walau harus mengorbankan nyawanya sekalipun. Karena anak laki-laki itu sangat mencintai anak perempuan itu.”
“Sampai sekarang?”
“Iya, bahkan sampai maut memisahkan. Din, maukah kamu jadi pendamping hidupku?”
“Gak, gak ada alasan buat bilang tidak.”
Sejak malam itu aku dan Elang resmi berpacaran. Ini adalah kado terindah di ulang tahun ku kali ini. Walaupun aku gak bisa ngerayain hari ulang tahun ku ini bersama mama, ayah, dan kak Lisa, tapi aku seneng banget bisa dapet kejutan yang tak terlupakan dari Elang.

“Makasih ya, udah nganterin aku pulang.”
“Sama-sama Din, aku pulang dulu ya. Kamu langsung tidur ya, istirahat.”
“Iya kamu juga hati-hati di jalan. Kabarin aku kalau udah sampai rumah. Daaahhhh...”
“Daahhh...”
Setelah Elang meluncur dan menghilang di tikungan komplek, aku masuk ke kamar kost dengan hati-hati. Takut ada orang lain yang melihat. Sampai di kamar aku langsung menyalakan lampu.
“Haaaaaaaaaaaaa...”
Aku berteriak ketakutan. Aku melihat seseorang di kamar ku.
“Sssstttt jangan teriak-teriak Din, nanti pada bangun lagi. Gw Aldi tau”
“Aldi? Ngapain sih lu di sini? Pake acara ngagetin gw lagi.”
“Harusnya gw yang nanya sama lu. Kenapa jam segini baru pulang? Kamu tau gak ini jam berapa?”
“Ehm.. tadi.. gw.... Ih bukan urusan lu kali. Lu belakangan ini kemana sih? Kayaknya lu menghindar dari gw. Oh ya gw mau cerita sesuatu sama lu.”
“Apa?” tanya Aldi jutek.
“Gw... baru aja... jadian sama Elang.” jawab gw penuh antusias.
“Oh”
“Ih kok ngeselin banget sih, kenapa cuma oh?”
“Terus? Gw mesti bilang wow gitu? Udah ah gw mau pulang dulu, nanti kalau ketauan sama ibu kost bisa digantung gw.”

“Jenong, gw kan belum selesai cerita. Ih dia bener-bener ngeselin.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info