hthtththth. Diberdayakan oleh Blogger.

Kesaksian Kebun Teh #Part 8

10
Tiinnn.. tiinnn
“Itu pasti suara klakson motornya Elang.”
Sudah sebulan sejak aku memutuskan untuk menjalin hubungan dengan Elang, dia selalu mengantar jemput ku ke kampus. Dengan alasan dia gak mau melihat ku kepanasan berdiri di pinggir jalan dan berdesak-desakan di dalam angkutan umum. Klasik memang. Tapi aku senang dapat perhatian yang begitu besar dari Elang.
Setelah bersiap-siap dan mematiskan tidak ada yang ketinggalan, aku segera keluar menemui Elang di pintu pagar. Aku tidak mau membuatnya lama menunggu.
“Hai, maaf ya aku lama.”
“Gak apa-apa kok Din, ayo naik.”
“Pesek, mau kemana lu?”
Tiba-tiba dari arah belakang ada suara yang memanggil ku. Suara yang amat aku kenal. Aldi.
“Mau ke kampus lah nong, kenapa? Emang lu gak ngampus?”
“Hari ini gw gak ada dosen. Padahal baru aja gw mau ngajak lu pergi. Kita kan udah lama gak jalan bareng.
“Apa maksud Aldi barusan ya? Kenapa dia berbicara seperti itu?” tanya ku dalam hati.
“Ehm mungkin lain kali ya nong, gw kan mesti ngampus nih. Udah siang nih, gw jalan duluan ya takut telat. Yuk Lang jalan.”
“Gw sama Dinda pamit ya Di.”
Bukan menyahut ucapan Elang, Aldi malah ngeloyor pergi kembali ke kostannya. Sikapnya memang aneh sejak pertemuan ku dengan dia di kamar kost ku sebulan yang lalu. Entah apa yang membuat dia berubah seperti itu. Dia gak mau mengatakan apa-apa kepada ku. Bahkan dia selalu mencari alasan jika aku tanya akan hal itu.
“Din, jalan sekarang nih?”
“Eh iya Lang.”

11
“Tante mau ketemu kamu bisa Vin?” suara tante Mona dari seberang telepon.
“Sekarang tante? Kebetulan aku lagi gak sibuk, mau ketemuan dimana tante?”
“Bagaimana kalau di cafe tempat biasa?”
“Boleh tante. Satu jam lagi aku sampai sana.”
“Makasih ya sayang.”
“Sama-sama tante.”

“Makin lama makin jauh aja hubungan gw sama pesek. Biasanya kan gw gak pernah jauh-jauhan dari dia. Semenjak dia jadian sama si burung Elang itu, dia berubah. Lebih cuek dan gak ada waktu buat gw.”
“Maaf mas, mau pesen apa?” tanya seorang waitress.
“Ehm orange juice sama fried fries aja. Gak pake lama ya mba.”
“Baik mas, silahkan menunggu.”
“Gw pesen makanan kesukaan lu tuh sek. Coba ada lu, pasti lu seneng banget gw pesenin itu.”
“Huh, gw udah kayak orang stres nih ngomong sendiri. Eh itu bukannya Vinna, sama siapa ya dia? Dan mau ngapain dia ke sini? Kok kayaknya obrolan mereka serius banget. Gw harus cari tau.”
“Maaf mas mengganggu, ini pesenan mas. Silahkan menikmati.”
“Mba tunggu, saya boleh minta tolong.”
“Kalau saya bisa bantu, pasti saya bantu. Apa mas mau pesan yang lain?”
“Bukan, bukan. Mba liat kan perempuan cantik yang bersama dengan wanita setengah baya di ujung sana?”
“Iya mas itu mba Vinna dan ibu Mona.”
“Mba mengenalnya?”
“Mereka adalah pelanggan tetap kami mas. Ada apa ya mas menanyakan mereka?”
“Saya ingin tau mereka lagi membicarakan apa. Bisa mba mencari taunya?”
“Maaf mas, saya tidak bisa. Itu sudah melanggar peraturan di sini.”
“Saya mohon mba, ini penting bagi saya. Ehm gini aja, saya akan bayar berapapun yang mba minta.”
“Ehm baiklah mas saya akan coba, tapi mas gak perlu kasih saya apa-apa. Saya ikhlas menolong mas. Permisi dulu mas.”
“Makasih mba.”

“Jadi gimana Vin, kamu mau?”
“Apa ini gak terlalu cepat tante? Pernikahan itu butuh waktu yang panjang untuk memikirkannya.”
“Tante sudah memikirkan semuanya. Dan tante rasa ini gak terlalu cepat. Bukannya kalian sudah saling mengenal? Cinta itu bisa tumbuh dengan berjalannya waktu. Tante tau kok kamu cinta kan sama anak tante.”
“Maaf ibu Mona dan mba Vinna, saya mau mengantarkan makanan.”
“Tapi kami kan belum pesan mba.”
“Ini hadiah dari cafe kami, silahkan dinikmati.”
“Makasih ya mba.”
“Sama-sama.”
“Gimana Vin? Apa kamu bersedia?”
“Baiklah tante, saya bersedia.”
“Makasih ya sayang.”

“Jadi Vinna akan dijodohkan dengan anak wanita itu. Apa mba tau siapa anak wanita itu?”
“Saya tidak tau mas. Maaf saya harus kembali bekerja, nanti atasan saya bisa marah kalau tau saya santai-santai seperti ini.”
“Oh ya silahkan. Makasih ya mba atas informasinya.”
“Sama-sama mas.”

“Siapa ya laki-laki yang akan dijodohkan sama Vinna. Gw harus cari tau. Kalau diperhatiin gw pernah liat model wajah kayak gitu. Familiar banget sama wajah wanita itu. Dimana ya tapi? Ah mungkin hanya perasaan gw aja.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info