hthtththth. Diberdayakan oleh Blogger.

Kesaksian Kebun Teh #Part 9

12
“Din, jalan dulu yuk. Kan hari ini kita satu bulan nih. Lagian masih siang, dari pada kamu bengong-bengong aja di kostan.”
“Ehm  mau gak ya?”
“Mulai deh ngeselin.”
“Hehehe iya aku mau kok. Mau kemana tapi kita?”
It’s a beautiful night. We’re looking for something dumb to do. Hey baby, i think i wanna marry you.....
“Bentar Din, ibu aku telpon nih.”
“Hallo assalamualaikum bu, kenapa?”
“..........................”
Entah apa yang dibicarakan Elang dan ibunya. Aku tidak bisa mendengarnya. Tapi nampaknya sangat penting, karena mimik muka Elang terlihat sangat serius dan sedikit kecewa.
“Tapi bu, aku ada janji sama temen.”
“.........................”
“Yaudah aku pulang sekarang. Tapi aku nganterin temen aku pulang dulu ya bu. Sebentar kok, gak lama, janji.”
“.........................”
“Iya bu, yaudah assalamualaikum.”
“Maaf Din, nunggu lama ya?”
“Gak apa-apa kok Lang. Kamu disuruh pulang ya?”
“Iya nih Din, maaf banget ya kita gak jadi pergi. Tapi lain kali aku janji bakal ngikutin kemana pun kamu mau.”
“Ih gak apa-apa lagi, kan kita masih bisa ketemu besok-besok.”
“Yaudah sekarang aku anter kamu pulang. Ini pakai helm kamu.”
“Makasih.”

“Aku pulang dulu ya.”
“Hati-hati ya, kabarin kalau udah sampai rumah.”
“Iya sayang, daaahhhh”
“Daaahhhh”
Saat hendak masuk ke kostan, aku dijegat oleh Aldi. Lagi-lagi dia bikin masalah. Minta dihajar kali ya ini anak. Gak tau apa gw lagi bete gak jadi pergi sama Elang.
“Ada yang perlu gw omongin sama lu.”
“Tentang apa sih?”
“Ayo ikut gw.”
Aldi menarik tangan ku. Dia mengajak ku ke taman belakang komplek. Tumben sekali taman ini sangat sepi.
“Duduk sini.”
Aldi menyuruh ku duduk. Mimik mukanya gak bisa dibaca. Antara bingung, penasaran, heran, atau entahlah aku pun bingung melihatnya. Bukannya duduk di samping ku, dia malah berjalan mondar mandir di depan ku.
“Lu kenapa sih nong? Katanya mau ngomong tapi sekarang malah mondar mandir gak jelas gitu. Pusing tau gw ngelihat lu kayak gitu.”
“Aduh gw bingung nih mulai darimana.”
“Aneh banget sih lu nong, udah deh mendingan sekarang lu duduk, terus lu ceritain ke gw ada apa sebenarnya.”
Dia menuruti apa yang aku katakan. Aldi berhenti mondar mandir. Kemudian dia duduk di samping ku. Tapi gak langsung menceritakan apa yang dia ingin katakan. Dia kembali diam tanpa suara.
“Jenooonnggg, ayo dong cerita.”
“Gw tadi lihat Vinna sama seorang wanita di cafe.”
“Terus?”
“Wanita itu ingin menjodohkan Vinna dengan anak laki-lakinya. Begitulah yang aku dengar dari seorang waitres yang aku suruh untuk mencari tau percakapan mereka.”
“Oh aku tau, kamu cemburu ya karena Vinna mau dijodohin? Yaudah mendingan sekarang kamu nyatain perasaan kamu ke Vinna, sebelum terlambat nong.”
“Loh kok?”
“Udahlah, ayo bangun. Sekarang kamu ke rumah Vinna dan nyatain perasaan kamu.”
“Tapi...”
“Udah, sana pergi.”
“Tapi Din...”
“Aldi, gw cuma mau lihat lu bahagia. Sana pergi.”
“Baiklah.”
“Dasar jenong.”
Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala ku melihat kelakuan aneh Aldi. Ternyata dia hanya cemburu. Kenapa dia gak pernah cerita sama aku kalau dia punya perasaan sama Vinna selama ini? Mungkin ini alasan dia menjauh dari ku. Dia ragu untuk mengatakan hal itu padaku. Dasar jidat lebar.

13
Tiinnn... tiinnn... tiinnn...
“Ah itu pasti Elang. Tunggu sebentar sayang.”
Aku cepat-cepat besiap-siap dan segera menemui Elang di pintu pagar. Sesampainya di pintu pagar, ternyata bukan Elang yang datang melainkan Rudi, kekasih Luna teman kost ku.
“Lunanya ada?”
“Oh ada kok di dalam, masuk aja.” ucap ku sekenanya.
“Terimakasih.”
Aku hanya memberikan senyum kepada Rudi. Kemudian dia masuk ke dalam untuk menemui Luna, kekasihnya. Aku malas kembali ke kamar. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu Elang di pintu pagar saja. Setengah jam aku menunggu, batang hidungnya belum keliatan juga.
“Apa dia tidak menjemputku hari ini? Tapi kenapa dia gak memberi kabar? Bahkan dari semalam dia gak ada kabar.”
Kekhawatiran menyeruak memenuhi perasaan ku. Perasaan gak enak menghantui ku. Fikiran-fikiran negatif melayang-layang di kepala ku. Aku berusaha untuk menampiknya, namun sulit.
“Din, ngapain disitu? Elang belum jemput?”
Lagi-lagi Aldi mengagetkanku. Dia menyadarkan ku dari lamunan panjangku.
“Eh belum Di, gak tau nih gak ada kabar.”
“Yaudah lu berangkat sama gw aja, dari pada nanti telat ke kampusnya. Ayo jalan.”
“Tapi nanti kalau Elang jemput?”
“Dia juga pasti ngerti kok, nanti jelasin pas ketemu di kampus. Gimana?”

“Yaudah deh.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info